Bersahaja - Sosial - Humanis

Saatnya Yang Muda Yang Bersuara

Saatnya Yang Muda Yang Bersuara


Oleh: Rininta CN

“Mengendalikan mulut rakyat lebih sulit dibandingkan mengendalikan amukan gunung berapi. Banjir membinasakan banyak orang sekali sebuah bendungan jebol. Rakyat tidak dapat lagi dikendalikan bila ketidakpuasan mereka telah meledak".

Mulut rakyat adalah kunci. Kuasa. Kekuatan. Seekor kuda akan mengamuk jika kusirnya tak mengendalikannya dengan hati-hati dan penuh perasaan. Sayang si kuda hanya bisa mengamuk, ia tak bisa bersuara dan mengata-ngatai si kusir dengan sumpah serapah. Kurang lebih sama dengan rakyat yang akan meledak jika tidak diatur dengan hati-hati, namun rakyat punya kendali! Berbeda dengan kuda yang hanya mengikuti apa yang dimau si kusir. Rakyat punya pilihan, kuda tidak. Rakyat punya kendali, kuda tidak. Rakyat punya suara, kuda tidak. Rakyat dapat melihat ke mana seharusnya pergi, kuda tidak. Jelas bukan? Karena rakyat bukan kuda oleh karena itu saat kita punya pilihan, gunakan. Saat kita punya kendali, lakukan. Saat kita punya suara, lantangkan. Saat kita tahu ke mana kita pergi, jalankan.
“Rakyat adalah bagian yang paling penting… dan penguasa adalah bagian yang paling terakhir kepentingannya.”
Dari kutipan di atas dapat kita ambil makna sesungguhnya mengenai seberapa penting posisi rakyat dalam pemerintahan. ‘Yang katanya penguasa belum tentu empunya kuasa’ benar adanya. Rakyat yang sejatinya empunya kuasa, namun tak bisa dikatakan sebagai penguasa. Kekuatan pemerintahan terletak pada pilihan rakyat. Sekuat dan sekeras apapun si ‘penguasa’ keputusan akhir tetap ada di tangan rakyat. Masih ingat bukan tentang peristiwa reformasi ‘98? Janganlah sejarah terulang hanya karena kita tidak pernah belasjar dari sejarah. Sungguh, kita tidak mau lagi terbuai dan tertipu oleh suatu sistem yang lahir dari kekerasan.

Hampir atau bahkan lebih penduduk Indonesia adalah generasi muda yang tentunya memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan negeri ini. Dengan kecerdasan inteligensi dan hati yang bersih, kelak generasi mudalah yang empunya masa depan negara. Hak pilih kita pun yang akan menentukan ke mana Indonesia akan melangkah. Namun tak dapat dipungkiri, terlalu banyak bau pesimistis, skeptis, hingga apatis di mana-mana. Bedakan antara tak suka, dan tak peduli. Jangan disamakan! Tak suka yaitu ‘mereka yang sudah tahu tapi tak mau ikut terjun/ ikut campur’, tak peduli karena ‘mereka yang tak mau tahu meskipun melihat, yang tak mau menjalankan sekalipun mendengar’. Kalian boleh berujar tak suka tapi jangan jangan untuk tidak peduli. Semakin tak peduli semakin sia-sia, jangan hanya mencaci-maki tapi ikut! Laksanakan! Rayakan!

Kita hidup di negara demokrasi di mana suara rakyat adalah di atas segalanya, suara rakyat. Suara kita. Suara kita yang tidak sekedar cuma-cuma, yang tanpa harapan ataupun tuntutan. Kita generasi muda. Yang juga punya pilihan. Yang juga punya suara. Kini. Ya kini. Bukan besok, lusa atau nanti. Tapi kini, saatnya yang muda yang bersuara

(Gambar diunduh dari: http://hutsman7-02.blogspot.com/2012/11/fungsi-generasi-muda-dalam-mengisi.html) 


share this article to: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Posted by Admin, Published at 4:44 AM and have 0 comments

No comments:

Post a Comment